Monumen Bandung Lautan Api

The Bandung Sea of Fire Monument was created by one of Indonesia’s renowned artists Sunaryo. This monument stood on an imposing height of 45 meters, shaped like a raging fire and colored in bronze. During the fight to keep Indonesia’s independence, Bandung City was divided into two segregated areas, one half was occupied by the enemy and their allies, while the people of Bandung defended the other half. Later, all citizens chose to evacuate to a nearby city, leaving the area. Then in March 1946, the city was torched, fire savagely ate every building and resources that the city had. This decision was made to avoid the enemy gaining advantage from the city’s strategic location and valuable resources. The execution was led by Muhammad Toha, who died in the event.

Monumen Bandung Lautan Api, merupakan monumen yang menjadi marka tanah Bandung yang merupakan hasil rancangan seniman Indonesia yaitu Sunaryo. Monumen yang berdiri setinggi 45 meter dengan sisi sebanyak 9 bidang ini merupakan manifestasi dari perjuangan rakyat Bandung untuk mengusir penjajah dari kota yang dikenal dengan sebutan Paris van Java ini, dimana terjadi pembumihangusan Bandung Selatan yang dipimpin oleh Muhammad Toha. Monumen ini berada di tengah-tengah kota yaitu terletak di kawasan Lapangan Tegallega. Monumen ini telah menjadi salah satu objek terkenal di Kota Bandung. Setiap tanggal 23 Maret, monumen menjadi pusat perhatian dalam rangka mengenang peristiwa Bandung Lautan Api.

Notes:
This article about a sculpture in Indonesia is a stub. You can help IPAA by expanding it.