Monumen Ki Hadjar Dewantara

This monument was located within an abandoned private university complex called Perguruan Tinggi Swadaya. It is a simple torso sculpture made of concrete painted in black, placed on a pedestal covered with tiles with marble motif. The torso was of Ki Hadjar Dewantara (1989-1959), Indonesia’s most revered education revolutionist, activist and hero who made the nation’s education is as it is today. He was also Indonesia’s first Minister of Education. Tut wuri handayani, a piece of the principle Ki hadjar Dewantara used for Taman Siswa, which roughly translates into “(for those) in front should set an example, (for those) in the middle should raise the spirit, and (for those) behind should give encouragement“, still adorn students’ uniforms as a required badge or pattern print across all public schools in the nation.

Under the Dutch occupation, in the era where Ki Hadjar Dewantara lived, education was hierarchical and discriminative. Only children from high-ranking families could go to school, while the rest of the people had to fight for themselves. As a result, ‘Wild School’ grows wildly across Java. The colonial government resented this rebellious act and imposed laws to punish those who run ‘illegal’ schools. Taman Siswa was one of the thousands of ‘wild schools’, initiated and fought by Ki Hadjar Dewantara, against the cruel colonial laws. Some of the schools across all levels of education still stand to this day.

Behind the monument’s pedestal was an inscription of an old poem by Indonesian famous poet, Sanoesi Pane (1905-1968), written in dedication for Ki Hadjar Dewantara.


Ki Hajar Dewantara (1889-1959) adalah tokoh yang mempelopori pendidikan nasional di Indonesia. Ia adalah Menteri Pengajaran Indonesia (yang sekarang disebut sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) yang pertama. Kritiknya terhadap pemerintah kolonial Belanda, sebuah artikel berjudul ‘Seandainya Aku Seorang Belanda’, sempat membuatnya diasingkan. Di bawah pemerintah kolonial Belanda, sekolah di Indonesia sangat diskriminatif, hanya kalangan tertentu yang boleh bersekolah. ‘Sekolah liar’ adalah sebutan untuk sekolah-sekolah swasta/partikelir untuk kaum pribumi dari berbagai golongan, salah satunya adalah Taman Siswa yang didirikan Ki Hajar Dewantara yang banyak sekolahnya masih berjalan saat ini.

Monumen ini berbentuk sebuah tugu kecil dengan tinggi kurang dari 2 meter yang berdiri di dalam komplek Perguruan Tinggi Swadaya yang sudah ditinggalkan. Bagian utama tugu adalah cetakan torso Ki Hajar Dewantara yang terbuat dari semen dicat hitam, diletakkan di atas sebuah pedestal berlapis keramik motif marmer berwarna krem. Sekeliling area tugu banyak tumbuh rumput dan tumbuhan liar. Pada sisi depan pedestal terdapat plakat peresmian yang ditandatangani oleh Ki Soeratno, ketua Majelis Luhur Taman Siswa. Monumen ini adalah permintaan dari pendiri Perguruan Tinggi Swadaya, yaitu Mustafa Siregar, yang dikerjakan oleh seniman Sekar Gunung. Di bagian belakang tertulis puisi karya Sanoesi Pane, karya yang didedikasikan untuk Ki Hadjar Dewantara, berjudul Teratai.

Detail Info

TitleMonumen Ki Hadjar Dewantara
Also known as
Creator/ArtistSekar Gunung / Ki Heru Wiryono MH
Created
Inauguration Date18 Agustus 1988, oleh Ketua Majelis Luhur Taman Siswa, Ki Soeratman
Located inBinjai, Medan
Address/LocationJl. Menteng Raya, Binjai, Kec. Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara 20228
Artwork TypeStatue (Figurative)
MaterialBatu
Measurements
OwnerPerguruan Tinggi Swadaya
Project Budget
Funding Source
Person in charge

Notes:
This article about a sculpture in Indonesia is a stub. You can help IPAA by expanding it.