Monumen Lengkong
This monument represents the Lengkong War in 1945, one of the major events that triggered the Bandung Sea of Fire tragedy. A white round pedestal supports an old genuine machine gun on top of it. The Lengkong War happened in 1945 after a devastating flood swept over the city. In some areas, the flood reached 3 meters deep. This disaster ate a lot of lives and left terrible damage. After the flood subsided, NICA (Netherlands Indie Civil Administration) and its allies’s army launched an attack on the city. Gun explosions covered the still-mourning city. This attack resulted in the segregation of the city in half, north and south, by the British army. The citizens were forced to move to Southern Bandung. To strongly declare refusal to give up, the southern half of the city was scorched in flames after all citizens were evacuated. This event was named Bandung Sea of Fire. Some parts of the monument are now missing, such as the long machete that was previously stuck above the machine gun, hence removing some meaning conceived by the monument.
Patung Lengkong terbuat dari pilar putih yang diberi aksen hitam didepan dan dibelakang sisinya, dan senjata yang menjadi monumen tidak terbuat dari perunggu melainkan objek asli. Peristiwa Perang Lengkong yang terjadi pada 2 Desember 1945 diabadikan dalam sebuah monumen yang didirikan pada tahun 1995 oleh Wali Kota Bandung Hamidjaja. Pada tahun 1945 di Lengkong terjadi pertempuran yang besar antara rakyat Bandung dan tentara Inggris dan Gurkha yang dipimpin oleh Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA). Pertempuran besar di Lengkong terjadi hanya beberapa hari setelah banjir besar menggenangi Kota Bandung. November 1945 sungai Cikapundung meluap, tinggi permukaan ada yang mencapai tiga meter di beberapa tempat. Banjir mulai surut pada 25 November 1945, ratusan warga Bandung hanyut terbawa banjir. Pada saat bersamaan ketika masih dalam suasana duka cita suara tembakan dari senjata NICA dan pasukan Gurkha terdengar di sana-sini. Pasukan tentara sekutu Inggris mulai mengkotak-kotakan Kota Bandung dengan meminta gubernur Jawa Barat pada saat itu untuk memindahkan pribumi dari Bandung Utara ke Bandung Selatan paling lambat 29 November 1945. Namun pada 28 November 1945 tentara Inggris mengusir pribumi dari Bandung utara dengan bantuan dari Gurkha yang membuat warga Bandung marah. Keadaan patung ini sudah tidak lengkap lagi, sehingga menghilangkan makna awal patung ini diciptakan. Seharusnya terdapat sebuah parang panjang yang menancap di atas senjata tersebut, hal ini sebagai perlambang perlawanan rakyat terhadap tentara kolonial.
Detail Info
Title | Monumen Lengkong |
Also known as | |
Creator/Artist | |
Created | |
Inauguration Date | |
Located in | Bandung |
Address/Location | Jl. Lengkong Besar, Bandung |
Artwork Type | |
Material | |
Measurements | |
Owner | |
Project Budget | |
Funding Source | |
Person in charge | |
Meaning | Monumen peringatan Perang Lengkong |
Notes:
This article about a sculpture in Indonesia is a stub. You can help IPAA by expanding it.