Monumen Perjuangan Kemerdekaan

On the body of this monument is a big single panel of relief depicting the procession of the first time the Proclamation of Independence was being read and loudly declared in Medan, North Sumatera. The event happened on October 6, 1945, two months after it was nationally proclaimed in Jakarta on August 17,1945.

The structure of this monument site is composed of two parts. The altar and the monument on its center. The altar half-circled the monument, consisting of three side 17-steps stairs. The tiles that covered the steps were industry-produced with embossed surface and modern pattern, approximately installed on a reparation program a few years ago. For the monument, with the relief as the main component, it stood at 6 meter in height and 3 meters in width. In front of the top part of the sculpture is a Garuda symbol. The body of the monument is covered with ceramic tiles in dark gray color. When the team observed, the monument was in bad condition, there were a lot of cracks visible on the ceramic tiles, some with broken edges.

The location of this monument, Lapangan Merdeka, was where the historical event the monument represents was held. This historic place was built in the colonial era by the Dutch, at first named de Esplanade, changed into Fukuraido when Japan invaded in 1941, and finally acquired its current name after the Proclamation of Independence was read there in 1945, handing it over to the people by naming it merdeka which translates in english as liberated or independence.


Pada monumen ini terdapat relief yang menggambarkan prosesi dibacakannya untuk pertama kali teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Medan. Hal tersebut dilakukan pada tanggal 6 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera pada masa itu, Muhammad Hasan.

Secara struktur, monumen ini terdiri atas dua bagian. Pertama adalah pelataran yang mengelilingi tugu dari sisi kiri, depan, ke sisi kanan. Pelataran ini berbentuk tangga rendah dengan 17 pijakan. Keramik yang melapisi tangga terlihat baru karena motif, relief, dan warnanya yang modern. Kedua adalah bagian tugu. Ukuran tugu tidak terlalu besar, tinggi hanya 6 meter dengan lebar dan panjang 3 meter. Pada bagian depan terdapat relief dengan warna emas yang tepi atasnya berada pada ketinggian 2 meter dari dasar tugu. Di bagian puncak, terdapat lambang Garuda Pancasila yang terbuat dari perunggu. Tugu dilapisi dengan keramik, namun karena perawatan yang tidak baik terdapat banyak bagian keramik yang lepas, retak, dan hancur.

Monumen ini terletak di lokasi berlangsungnya pembacaan proklamasi oleh Gubernur M. Hasan, yakni Lapangan Merdeka. Pada plakat monumen yang berposisi di belakang tugu, terdapat tulisan:
“Apel Proklamasi Pertama Di Lapangan Fukuraido Tanggal 6 Oktober 1945” dan “…monumen ini dibangun oleh seluruh pejuang RI Sumatera Utara..”

Fukuraido adalah nama yang digunakan pemerintah Jepang untuk Lapangan Merdeka semasa pendudukannya di Indonesia. Lapangan yang pada awalnya bernama de Esplanade ini pertama kali dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1872 sampai 1880. Pada tanggal 9 Oktober 1945, tiga hari usai dibacakannya proklamasi, Gubernur M. Hasan dan Walikota Luat Siregar mengubahnya menjadi Lapangan Merdeka.

Sumber tambahan:

Santosa, Teguh (2010): ‘Lapangan Merdeka Medan, Pohon-Pohon Trembesi Itu Seperti Disuntik Mati’ (diakses pukul 14:30 WIB 1 Oktober 2020)

Detail Info

TitleMonumen Perjuangan Kemerdekaan
Also known as
Creator/Artist
Created
Inauguration Date9 Agustus 1986
Located inLapangan Merdeka, Medan
Address/Location
Artwork TypeMonument (Landmark)
MaterialPelataran dan tugu: Semen dan keramik
Relief: Semen dan cat emas
MeasurementsPelataran: 45m x 23.30m
Tugu: Tinggi 6 m, lebar: 3m
Owner
Project Budget
Funding Source
Person in charge

Notes:
This article about a sculpture in Indonesia is a stub. You can help IPAA by expanding it.