Monumen Singo Edan

The Singo Edan monument, which was 2 meter long from snout to tail and 2.5 meter high, has become an icon of harmony for residents of two sub-districts, namely Samaan and Rampal-Celaket, located on Kaliurang Street. Created in 2000 by Malang-born artist, Ono Sumarsono. It cost 6 million rupiah and was funded independently by the residents of Samaan and Rampal-Celake. The statue was inaugurated a year later by Drs. Nicolaus Eko PgD. MSc., as the Head of Malang Police.

The Singo Edan monument shows a roaring gold-painted lion on a marble pedestal displaying its fangs with its left fore-legs on the ball. Its head looked smallish with fairly round ears. There was a hoop earring on the lion’s left ear and its claws were all out. The pedestal itself was made of reinforced cast concrete.

Monumen Singo Edan merupakan ikon kerukunan bagi warga dua kelurahan, yakni Samaan dan Rampal-Celaket, terletak di Jl. Kaliurang, Samaan. Biaya pengerjaan monumen berbahan dasar semen itu menghabiskan dana sebesar 6 juta rupiah yang berasal dari hasil swadaya warga Kelurahan Samaan dan Kelurahan Rampal-Celaket. Monumen tersebut merupakan karya perupa asli Malang, Ono Sumarsono yang dibuat pada tahun 2000. Ukurannya sepanjang 2 meter dari moncong hingga ekor dan tinggi 2,5 meter. Patung ini diresmikan setahun kemudian oleh Drs. Nicolaus Eko PgD. MSc., selaku Kapolresta Malang.

Monumen Singo Edan memperlihatkan singa yang mengaum sambil menampilkan taring-taringnya dengan kaki kiri depan menahan bola di atas sebuah pedestal berbahan marmer. Kepala singa cenderung kecil dengan kuping yang cukup bundar. Terdapat anting lingkaran di telinga kiri singa. Cakar pada kaki-kaki singa tampak mencuat keluar. Monumen tersebut dicat warna emas. Konstruksinya sendiri terbuat dari bahan beton cor bertulang.

Notes:
This article about a sculpture in Indonesia is a stub. You can help IPAA by expanding it.