Patung Letnan Adolf Lembong

This statue was a commemoration of Lieutenant Colonel Adolf Lembong who died in the tragedy of APRA coup d’état on January 23, 1950. The coup was an attack to overthrow the Republic of United States of Indonesia (RUSI) Cabinet executed by APRA (Ratu Adil Armed Forces), a pro-dutch private militia. It caused the death of 78 soldiers in other places. The location of the statue was the place where Lembong died. To appreciate his dedication the location was also named in his name, Lembong Street. This statue was officiated on May 25, 2013.

Lembong is depicted standing on a rock-like formation with an inscription on the lower front. He stood wearing a military uniform, complete with a hat that was slightly tilted and his right hand was pointing to his right.

Lembong’s story began when he was a Dutch prisoner and then went on a guerrilla mission in the Philippines against the Japanese army. He then returned to Indonesia and continued his career as a member of the KNIL. Lembong became a prisoner of war after the Dutch invaded the capital city of Yogyakarta on 19 December 1948. He was set free after the Roem-Royen Agreement was agreed in 1949.


Di Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Kota bandung terdapat patung Letnan Kolonel Adolf Gustaaf Lembong. Tempat patung tersebut berdiri merupakan tempat tewasnya beliau pada tanggal 23 Januari 1950 saat melawan pemberontakan APRA. Peristiwa tersebut juga menewaskan 78 prajurit Siliwangi di tempat lain. Untuk menghormati perjuangan beliau, namanya diabadikan sebagai nama jalan di depan Museum tersebut, yaitu Jalan Lembong.

Patung Lembong digambarkan berdiri diatas bentukan menyerupai batu dengan prasasti pada bagian depan bawah. Ia berdiri mengenakan seragam tentara, lengkap dengan topi yang terpasang agak miring dan tangan kanan yang sedang menunjuk ke arah kanannya.

Sejarah Lembong bermula ketika ia menjadi tahanan Belanda dan kemudian bergerilya di Filipina melawan tentara Jepang, kemudian pulang ke Indonesia dan melanjutkan karirnya sebagai anggota KNIL. Lembong menjadi tawanan perang setelah Belanda menyerbu ibu kota Yogyakarta pada 19 Desember 1948. Dibebaskan setelah Perjanjian Roem-Royen disepakati pada 1949.
Dia pun kembali menjadi letnan kolonel TNI meski lagi-lagi hanya untuk waktu yang sangat singkat. Sebab ketika dikirim ke Bandung, Lembong menjadi sasaran amuk serdadu-serdadu KNIL yang terlibat aksi Westerling—dikenal sebagai Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)—di depan gedung yang kini jadi Museum Mandala Wangsit.

Detail Info

TitlePatung Letnan Adolf Lembong
Also known as
Creator/Artist
Created2013
Inauguration Date
Located inMuseum Mandala Wangsit Siliwangi, Bandung
Address/LocationJl. Lembong, Bandung
Artwork Type
Material
Measurements
Owner
Project Budget
Funding Source
Person in charge

Notes:
This article about a sculpture in Indonesia is a stub. You can help IPAA by expanding it.