Patung Montanelli yang berada di tengah taman dengan nama sama itu dicorat-coret dengan kata-kata seperti rasis (racist) dan pemerkosa (rapist). Sisa-sisa bekas vandalisme itu sendiri telah dibersihkan petugas pada Minggu (14/6) pagi.
Montanelli adalah patung pertama di Italia yang menjadi simbol kemarahan massa antirasialisme. Untuk diketahui, gelombang perusakan patung-patung yang merujuk pada aksi perbudakan, perdagangan budak di masa lalu terjadi di Amerika Serikat, London (Inggris), hingga Sydney (Australia).
Indro Montanelli, yang wafat pada 2001 silam pada usia ke-92, adalah salah satu jurnalis Italia yang berpengaruh pada abad ke-20. Dia adalah pendiri surat kabar Il Giornale dan pernah menjadi wartawan untuk Corriere della Sera.
Sebelum akhir pekan ini, kelompok antifasis telah meminta kepada Wali Kota Milan untuk memindahkan patung Montanelli. Alasannya mereka adalah Montanelli telah membeli dan menikahi seorang gadis dari Ethiopia.
Itu dilakukan setelah ikut dalam invasi kolonial Italia di bawah kepemimpinan Mussolini ke Ethiopia pada 1935 slam.
“Di Milan, ada sebuah taman dan patung yang didedikasikan untuk Montanelli, yang sampai akhir hayatnya mengaku bangga telah memberli dan menikahi seorang anak Eritrea berusia 12 dan mengubahnya menjadi budak seks selama agresi rezim fasis melawan Ethiopia,” demikian pernyataan keomok Sentinelli dalam grup media sosial mereka.
Atas vandalisme pada patung Montanelli tersebut, sekelompok mahasiswa universitas mengklaim mereka berada di belakangnya. Polisi Italia pun masih menginvestigasi insiden tersebut.
Sumber: CNN Indonesia